Salam Lestari! Hidup Geografi ! hello gengsss,
lagi-lagi HIMAGEO ngadain kegiatan pengabdian masyarakat nih. Pengabdian masyarakat juga termasuk
salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ke-3. Pada tahun ini kegiatan
tersebut dinamai “Geografi Mengabdi”. Geografi Mengabdi merupakan salah satu
program kerja Bidang Ms. Pro (Mahasiswa Profesi), Reni Aryanti sebagai Kepala Bidangnya. Pengen tahu keseruannya
?? berikut kisahnya hehehe
Pengantar
:
Banyak orang berfikir bahwa pendidikan itu penting,
tapi tidak sedikit pula yang berfikir bahwa pendidikan itu tidak penting.
Apalagi bagi masyarakat yang tinggal dipedesaan ataupun daerah terpencil,
mereka menganggap pendidikan itu tidak penting. Bagi mereka, lebih baik bekerja
daripada sekolah. Alasan utamanya sudah pasti bisa ditebak, karena jika bekerja
mereka bisa mendapatkan uang, sedangkan sekolah hanya buang-buang uang saja. Di
tambah lagi dengan kondisi saat ini yang sangat susah mencari pekerjaan (sumber:kompasiana)
Geografi Mengabdi dilaksanakan pada tanggal 15-19
Februari 2016, berlokasi di Desa Tengguli, Kecamatan Sajad, Kabupaten
Sambas. Terdapat 4 Dusun, yaitu Dusun Sajat, Dusun Pelok, Dusun Pemidingan, dan
Dusun Sawang. Tema dalam kegiatan ini adalah Mengabdi Kepada Mayarakat
Berdedikasi Dalam Bidang Pendidikan yang diikuti oleh Mahasiswa Pendidikan
Geografi. Tujuan diadakannya Geografi Mengabdi adalah salah satu upaya melatih mahasiswa Pendidikan Geografi sebelum terjun ke lapangan untuk menjadi seorang guru yang profesional dan memberikan pemahama kepada masyarakat sekitar mengenai pentingnya akan pendidikan.
Pendidikan merupakan hal yang
terpenting dalam kehidupan kita, karena dalam prosesnya kita dapat pengetahuan, membangun karakter, memberikan pencerahan, dan dapat membantu
kemajuan bangsa. Ini berarti setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk
selalu berkembang dalam pendidikan. Kepala Desa Tengguli, Bapak Libanin Abdul
Somad dalam sambutannya pada Pembukaa Geografi Mengabdi mengatakan “Kebanyakan para Pemuda di Desa Tengguli yang kondisi ekonominya
rendah mereka tidak melanjutkan pendidikannya, melainkan menjadi pekerja di
Malaysia atau sebagai TKI. Jadi harapan kami dengan adanya kegiatan ini, dapat
memotivasi warga kami untuk menyekolahkan anaknya hingga ke Perguruan Tinggi”.
Mendengar pernyataan tersebut, membuat kami sebagai Mahasiswa Geografi sadar
dan bersyukur karena kami dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan
Tinggi. Fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Desa Tengguli, mungkin juga dapat kita temui di
daerah selain Kabupaten Sajad. Padahal jika ada niat
dan usaha, maka ada jalan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang
Perguruan Tinggi seperti mengikuti program beasiswa yang disediakan oleh kampus.
Kegiatan
Geografi Mengabdi di Ketuai oleh Mahrus Agustian Mahasiswa Pendidikan Geografi
semester 5. “Geografi mengabdi adalah sebuah kegiatan yang menjadi wadah untuk mahasiswa
agar lebih berperan di dalam kehidupan bermasyarakat, serta memperjelas status
mahasiswa yang ia miliki saat ini. Didalam kegiatan geografi mengabdi kami
menunjukan bahwa mahasiswa masih memiliki jiwa kesadaran yang tinggi sebagai generasi
penerus bangsa yang masih peduli terhadap masyarakat, lingkungan, dan pendidikan”
ujarnya saat menyampaikan sambutan pada Pembukaan Geografi Mengabdi.
Berdasarkan dengan tema kegiatan kami
tidak terfokus pada sekolah, tetapi kami juga mengajak adik-adik yang tinggal disekitar penginapan untuk belajar bersama mengenai lingkungan. Mengapa lingkungan ?
Karena lingkungan termasuk salah satu bagian ilmu dari disiplin ilmu yang kami
tekuni saat ini.
Kesokan harinya, kami menyebrangi sungai menuju daerah seberang yaitu Dusun Pelok dan Dusun
Pemidingan yang merupakan bagian dari Desa Tengguli. Kegiatan ini sama dengan
sebelumnya, tetapi lebih sedikit formal karena kami mengajar murid yang saat
itu sedang mengikuti les rutin. Kami di undang oleh Bapak Danial S.Pd (salah
satu staf UPT) untuk mengisi kegiatan pembelajaran saat itu.
Kegiatan lainnya lagi adalah
membantu masyarakat bergotong royong membersihkan sampah-sampah yang tertinggal
akibat banjir. Kegiatan tersebut dilakukan selama 2 hari yaitu pada siang hingga
sore hari. Banyak diantara kami yang merasa lelah setelah bergotong royong,
akhirnya kami berinisiatif mengajak teman-teman untuk jalan-jalan dengan
menyewa motor air milik Sekretaris Desa Tengguli. Perjalan kami dimulai dari
Desa Tengguli hingga melewati Geretak Sabo’.
Yah begitulah, salah satu moment
yang tak akan kami lupakan. Dan dengan karakteristik masyarakat Desa Tengguli yang
senang bercengkrama dengan kami ketika berjalan melewati rumah-rumah warga,
terutama ibu-ibunya. Lima hari adalah waktu yang singkat untuk melakukan PDKT
dengan masayrakat Desa Tengguli hehehe.
Adapun pesan dari Ketua Umum
HIMAGEO mengenai Geogarfi Mengabdi, Ari Kurniadi mengatakan :
“Imam Syafi’i mengatakan : Sungguh pemuda itu di standarisasi dari kualitas ilmu dan ketakwaannya. Jika keduanya tidak melekat pada struktur kepribadiannya. Ia tidak layak disebut pemuda. Pemuda hari ini adalah pemimpin di
masa depan"
Berikan aku sepuluh pemuda maka akan
aku guncang kan dunia!!” – Ir. Soekarno-
Dari kutipan tersebut kita bisa menilai
sebesar apa peran, kemampuan dan potensi pemuda. Mahasiswa adalah kaum intelek muda
yang (seharusnya) menjadi garda terdepan dalam memperbaiki kondisi bangsa.
Disini di Himageo kami berusaha memberdayakan
diri kami untuk kepentingan masyarakat, dimana dengan membentuk kegiatan Geografi
Mengabdi, bias memberikan kepada mahasiswa pengalaman, ilmu yang nantinya sebagai
modal awal sebelum turun kemasyarakat sebenarnya karena nantinya sebuah kepastian
kita pasti hidup bermasyakat, dengan kegiatan ini Insya Allah akan membangun jiwa
sosialnya yang tinggi dan akan menciptakan sebuah masyarakat yang baik melalui sentuhan
karakternya, budayanya dan sampai pola pikirnya
Untuk itulah kegiatan Geografi Mengabdi
ada, kami harus menjadi pemicu terbentuknya peradaban yang maju dengan pengabdian
melalui pemberdayaan masyarakat sebagai awalannya karena pengabdian merupakan salah
satu Tri Dharma perguruan tinggi dan sudah merupakan kewajiban bagi kaum akademik
untuk memenuhinya. Selain itu, tuntutan akal dan etika juga akan membuat mahasiswa
sadar akan kewajibannya sebagai seorang intelek. Walaupun dengan dana seadanya,
dengan satu pengabdian ini Insya Allah akan memberikan sejuta manfaat. Tidak ada
yang sia-sia selama ada yang merasakan manfaatnya. Mengabdi bersama geografi tidak
hanya akan memberiarti kepadaku, kepadamu, ataupun kepadanya tapi kepada kita semua.
KAMI MENGABDI BUKAN MENCARI EKSISTENSI DIRI
KAMI MENGABDI KARENA ITULAH FITRAH KAMI GEOGRAFI BERARTI
(BERGERAK, MENGABDI dan MEMBERI ARTI)
ditulis oleh : Laily Nurhasanah (Kabid JKMI)